Tuesday, December 16, 2014

Hujan Kopi

Dinginnya kota bandung di siang hari ini akibat diguyur hujan. Dan ajakan teman untuk ngopi langsung dengan ligat saya iyakan. tapi dengan syarat harus ke Saka coffe. karena, udah lama sekali saya ngidam untuk ketempat ini belum juga pernah kesampaian. latte artnya yang membuat saya penasaran. dan akhirnya sampailah saya ke Saka Coffe.
tanpa banyk bicara langsunglah saya memesan kopinya. dan langsung menayakan tentang latte artnya, dengan sedikit penyesalan yang saya terima ternyata yg buat latte artnya sedang off. Tapi yah tetap udah niat mau ngopi saya tetap kembali ke menu awal kopi. dan saya pesan coffee caramel latte.
Tak lama kemudian sampailah itu kopi. Dan kembali dengan kebiasaan saya selalu mengabadikan makanan apa yang saya makan atau apa saya minum. dan saatnya beraksi mengabadikan kenikmatan makanan. berikut ini fotonya

Oke setelah selesai mengabadikan keindahan kopi. tiba saatnya untuk mencicipinya. dan kembali kumat akan kepikunan saya dengan apa yang saya pesan tadi. dengan polosnya saya masukkan lagi gula. dan alhasil caramel latte di tambahin gula yah jadi aja kemanisan. yahh derita orang kurang manis jadi minum kopi kemanisan. Tapi terlepas dari rasa manis itu dan ternyata rasa kopinya enak. yah sedikit terobatilah kemanisan tadi dan kekecewaan akan latte artnya tadi. tapi saya pasti akan kembali laagi untuk memesan latte artnya. hehehe kekeuh pokoknya mah.
Dan sekarang suasana kota bandung yang diguyur hujan ditemanin secangkir kopi membuat suasana hangat. dan didukung dengan tempatnya yang keren dan nyaman membuat saya betah. berikutlah sebagian penampakan tempatnya.

Pokoknya untuk teman2 semua pantes untuk mencoba tempat ini :D

Monday, December 15, 2014

Festival Jenang

Disinilah awalnya saya mulai menulis.. walopun saya bukan  seorang penulis.. ini bukanlah cerita yang penting dan tidak bermanfaat.. karena saya akan menulis tentang apa yang akan saya makan dan yang saya buat. Berawal dari pekerjaan seorang tukang masak yang jenuh akan rutinitas kerja, membuat mata saya tertutup dengan dunia kuliner itu sendiri. karena sudah terpaku dengan menu yang ada ditempat saya bekerja.
Dan inilah saatnya saya untuk membuka mata untuk jalan-jalan mencicipi perkembangan dunia kuliner yang berkembang sudah begitu pesat. Didukung dengan hobbi di dunia photography yang selalu mengabadikan momen-momen makanan yang saya buat atau saya makan.
saya mulai langkah saya dengan bergabung dengan salah satu majalah, untuk lebih tau perkembangan dunia kuliner dan mengikuti event tentang dunia kuliner. Dimulai dengan perjalanan saya ke solo untuk menghadiri salah satu event kuliner "JENANG FESTIVAL".

Festival Jenang adalah event tahunan yang digelar di Kota Solo dalam rangka memeriahkan hari jadi kota Solo. Kini gw coba bahas jenang itu sendiri apa sih. yang gw  tau sendiri dari masyarakat solo jenang itu adalah bubur atau biasa kita sebut juga bubur sumsum/ bubur lemu. Jenang umumnya dibuat dari tepung beras atau tepung ketan lalu dimasak dengan santan dan ditambahkan gula merah atau gula putih. Jenang merupakan pusaka kuliner masyarkat jawa. Jenang sudah ada sebelum agama hindu masuk kejawa pada abad ke-4. Dan pada jaman wali songo, jenang bukan sekedar makanan yang habis dikonsumsi. melainkan menjadi simbol-simbol yang penuh makna dan berperan sebagain pengingat nilai-nilai religiositas bagi masyarakat jawa atau tuntunan kehidupan untuk selalu ingat kepadaNYA. Hidup ini perlu pengingat seperti lampu merah dalam berlalu lintas. Dan jenang menjadi pengingat yang masih lestari di masyarakat jawa dan daerah-daerah indonesia lainnya. Jenang menjadi media ungkap untuk bersyukur kepadaNYA dari panen hasil bumi atas pemeberian Sang Maha Pencipta.
Di Jawa sendiri jenang terdiri dari 17 macam jenang. disini saya akan mencoba jelaskan macam-macam jenang dan maknanya.
1. Jenang Mangul maknanya adalah manusia harus menjunjung tinggi kebaikan leluhur yang telah mewariskan segala pengetahuan.  
2. Jenang Ngangrang maknanya manusia seharusnya belajar mengontrol emosi kemarahannya  agar kekuatan pada dirinya bisa bermanfaat untuk sesama.

3. Jenang Abrit Petak mempunyai makna warna merah dan putih merepresentasikan penciptaan/asal-usul manusia laki-laki dan perempuan.

4. Jenang Grendul maknanya kehidupan itu seperti roda yang berputar, kadang di atas kadang di bawah.
5. Jenang Pati maknanya melebur nafsu dan pasrah kepada Allah.
6. Jenang Saloko maknanya kesucian itu milik Allah. Manusia harus selalu mewaspadai nafsu "aku" pada dirinya, berani mengoreksinya diri sebagai jalan untuk bisa mengenal Allah.
7. Jenang Katul maknanya kita hidup tak bisa berdiri sendiri karena selalu membutuhkan orang lain.
8. Jenang Kolep maknanya manusia sebagai mahkluk sosial selalu dihadapkan pada perbedaan. Menghormati dan menghargai perbedaan menjadi nilai yang penting dalam kehidupan sehari-hari.
9. Jenang Sumsum maknanya pada diri manusia melekat sifat kelemahan dan kekuatan. 
10. Jenang Suran maknanya waktu itu terbatas, manusia  seharusnya ingat masa lalu dan memperbaiki masa depan.
11. Jenang Koloh maknanya kesempurnaan adalah tujuan hakiki kehidupan manusia, yang sering dilalaikan dalam kesibukan sehari-hari. 
12. Jenang Lahan maknanya  agar melepaskan semua nafsu negatif, iri, dengki, sombong dan sebagainya di hadapan Allah.
13. jenang Taming maknanya belajar menjaga kekuatan dengan berdoa kepada Allah dan mengenali serta memahami kelemahan diri sendiri.
14. Jenang Timbul mempunyai makna harapan tidak selalu menjadi kenyataan. Manusia harus ingat Allah dan selalu berdoa untuk mewujudkan harapannya menjadi kenyataan.
15. Jenang Lang maknanya selalu melihat sesuatu dengan demensi yangluas, namun tetap fokus dengan apa yang menjadi tujuan.
16. Jenang Lemu mawi sambal goreng maknanya manusia agar tak lemah membangun semangat baru dalam kehidupan.
17. Jenang Warni papat maknanya simbul nafsu yang melekat pada diri manusia. Warna merah simbol amarah. Putih menyimbolkan Muthamainah, kuning artinyaaluamah dan hijau maknanya sufiyah (nafsu yang selalu ingin memiliki duniawi. 
Demikianlah perjalanan saya kesolo tentang Jenang festival yang makin membuat saya cinta akan makanan dan budaya Indonesia.